Minggu, 24 April 2011

~honest to feelings~(part 2/end)


~try to honest to your feelings~


aku melihat ke sekelilingku tak percaya. apa gue lagi mimpi nih?? tiba-tiba kudengar suara orang yang sedang mengobrol semakin mendekat. aku diam untuk mendengar suara tersebut lebih jelas. tiba-tiba sekelompok orang masuk ke ruanganku. aku memperhatikan mereka masuk dan berjalan mendekatiku. salah satu dari mereka mengajakku berbicara.
"woi! "
aku mendongakkan kepalaku tanpa menjawabnya.
"eh ! gue ngajak lo ngomong! jawab donk! lo gak bisu kan?!" , orang tersebut sepertinya marah karena aku tak mengacuhkannya.
"siapa yang udah nyuruh kalian ngelakuin ini semua ?" , tanyaku tanpa memperdulikan wajah mereka yang garang.
"berani banget lo tanya2! kita gak nyuruh lo banyak tanya!" , teriak yang lainnya.
"woi, dia cewe gue! minggir lo semua!", tiba-tiba suara itu terdengar dan Ricky muncul dari balik pintu. aku kaget melihat ini semua. apa maksud Ricky?? kenapa dia berbuat seperti ini??" Ricky datang mendekat dan menyuruh anak buahnya pergi dari ruangan tersebut. kini tinggal aku dan Ricky didalam. Ricky hanya diam dan duduk disampingku. aku semakin tidak mengerti apa maksudnya melakukan ini semua.
"vey", tiba-tiba Ricky membuka pembicaraan.
"apa?? apa maksud semua ini ky??", tanyaku sedikit berteriak.
"sorry vey, kalo gue gak lakuin ini semua. lo pasti gak mau deket lagi kan sama gue?? gue terlalu suka sama lo vey, gue gak mau lo deket sama yang lain! " katanya lebih seperti memerintah daripada ungkapan perasaan.
"tapi ky,  lo gak harus kayak gini kan! lepasin gue sekarang!", kataku tanpa memperdulikan lagi apapun yang ia katakan. aku sudah terlalu jengkel dengan sikapnya yang terlalu pemaksa.
"GAK! gue gk akan ngelepasin lo! lo harus terus sama gue vey!", ricky menggenggam kasar bahuku.
"RICKY!! LEPASIN GUE!!! lo nyakitin gue kalo gini caranya!"
"vey,... gue cuma mau bisa deket sama lo.. kalo gue lepasin lo, janji ya gak deket lagi sama cowo yang namanya Reno itu??", mata Ricky memancarkan kebenaran tentang apa yang ia ungkapkan.
"tapi, kalo lo emang suka sama gue. lo gak bakal ngelakuin ini semua". Ricky hanya terdiam mendengar ucapanku. mau sampai kapan aku disini?? pikirku. Ricky kemudian berdiri dan pergi meninggalkanku. aku terdiam dan tak lama handphoneku berbunyi. sayangnya aku tidak dapat menggapainya karena tanganku terikat walaupun sudah kucoba untuk menarik talinya secara paksa.

sudah berhari-hari Ricky tak masuk ke ruanganku. anak buahnya-pun hanya masuk dan mengantarkan makanan. tetap saja aku tidak mau makan karena tidak nafsu makan. handphoneku-pun sudah tidak berbunyi lagi, aku rasa baterai hp-ku sudah low. aku semakin bingung dengan keadaan ini, tiba-tba Ricky masuk. ia membuka tali yang selama ini diikatkannya padaku, aku semakin tak mengerti apa maksudnya. aku menerka apa yang ia lakukan saat ia kemudian menyuruhku berjalan keluar dan masuk ke mobilnya. aku yakin dia akan membawaku ke tempat lainnya. tapi kali ini sedikit aneh karena kali ini aku tidak merasakan adanya paksaan dari Ricky. aku hanya sibuk berpikir sepanjang perjalanan sementara Ricky terlihat berkonsentrasi mengendarai mobil dan memperhatikan jalan.

aku melihat ke sekeliling jalan ketika kudapati jalan tersebut adalah jalan menuju rumahku. aku tak ingin terlalu senang karena takut aku hanya terlalu berpikiran positif tentang cowo disampingku ini. tapi benar saja, ia menyetop mobilnya tepat didepan rumahku.
"sudah sampai, sorry vey. gue sadar gue terlalu maksain lo buat terus deket sama gue. gue orang terbodoh sampai-sampai ngelakuin ini semua ke orang yang gue sayang, gue terlalu terobsesi dan pengen milikin lo seutuhnya", kata Ricky tanpa menoleh padaku.
"ky??." kataku tetap dengan pikiran yang penuh tanya.
"stop vey," Ricky menyuruhku diam. "lo bisa anggep hubungan kita berakhir disini. sekali lagi, maaf atas kelakuan gue,"
"iya, gue maafin lo ky" kataku sambil tersenyum.
Ricky diam sesaat kemudian turun dari mobil, kemudian aku lihat ibu, Reno , starly dan Aurora berlari keluar melihat kedatangan Ricky. Reno langsung menghantamnya ketika ia melihat aku ikut turun dari mobil Ricky.
"ternyata lo yang udah bawa Vey selama ini! dasar pecundang!" BRUKK! Ricky yang jatuh karena pukulan Reno hanya merintih kesakitan tanpa membalas. ketika Reno sekali lagi ingin menghantam Ricky, aku berlari ke arah mereka dan menghalangi Reno memukul Ricky.
"Ren, udah jangan pukul dia lagi!"
"hah ? lo belain dia vey? gue gak salah liat kan??"tanya Reno tak percaya dengan kelakuanku.
"Ren, percuma lo hajar dia.", kataku tanpa bermaksud melindungi Ricky.
Reno membatalkan keinginannya. aku membantu Ricky bangun. mama, Starly dan Aurora kemudian mendekat ke arah kami. "Ricky, tante kecewa sama kamu"
"maaf tante , bukan maksud aku kayak gitu, aku cuma gak bisa ngeliat vey sama cowo lain tante"
"tapi gak kayak gitu ky , kamu nyakitin anak tante."
"aku bener-bener minta maaf tante", kata Ricky yang terlihat tulus dengan ucapannya,
"tante maafin, tapi kamu janji gak akan menemui anak saya lagi! sekarang pulang dan jangan datang lagi ke sini"
"baik tante" , Ricky berjalan ke mobilnya dan pergi meninggalkan kami.

"lo gak apa-apa kan vey?? " tanya Starly padaku.
"iya star , gak apa gue. sorry yah udah buat kalian khawatir sama gue"
"apaan sih vey! that's friends are for! hehe" , kata Aurora.
"sorry ya, gue sih gak khawatirin lo vey!" , Reno lagi-lagi ketus berbicara padaku.
"oh... gak khawatir tuh kayak gitu ya?? " , ledek Aurora.
"maksud lo apa ra?" , tanyaku bingung.
"itu loh.. ada yang sampe gak bisa tidur... "ucap Starly sambil menengok ke arah Reno.
Reno pura-pura tidak mendengar dan menikmati alunan lagu dari headshetnya.
aku tetap menganggap mereka bercanda, tapi ibuku ketika itu datang membawa minuman. aku dan lainnya langsung menyeruputnya,  kemudian ibuku mengatakan sesuatu.
"vey,tau gak? Reno itu mikirin kamu sampai gak tidur loh.. telepon juga ga diangkat.. dia khawatir banget sama kamu"
"hmphh! uhuk.. uhuk... "Reno seketika itu langsung tersedak minum.
"tuh kan, orang salting tuh keliatan vey... " ejek Aurora lagi.
"enak aja!", balas Reno ketus.
"udah lah Ren , kalo suka bilang aja napa.. gak usah jaim gitu! " ledek Starly.
"gue gak suka!!", teriak Reno.
tidak tahu kenapa aku tersipu mendengar perkataan mereka dan melihat kelakuan Reno.
"duh.. duh.. ada yang mukanya merah!", aku secepat mungkin menunduk tapi Starly dengan cepat mendongakkan wajahku agar yang lain melihatnya.
"enggak, aku gak merah mukanya!", kataku berbohong karena jelas-jelas mukaku merah.
"udah-udah.. jangan teriak-teriakan dirumah..", mama kemudian menengahi kami.

hari ini, hari ulang tahun Reno. aku telah memilihkan sebuah kado yang kurasa cocok untuknya. sweater putih untuknya. acara ulang tahunnya hanya ada aku, mama, Starly dan Reno. Aurora tidak bisa datang karena ada urusan dengan orangtua-nya. setelah makan-makan selesai , Starly bersama mama malah meninggalkan aku dan Reno di Ruang TV sementara mereka berbincang diluar layaknya wanita yang memiliki umur yang sama. aku memberikan kado itu padanya.
"nih, buat lo" kataku sambil memberikan kado untuknya.
"nih juga buat lo", kata Reno sambil memberikan sebuah kotak padaku.
"haaah? yg ultah kan lo, kenapa gue dapet hadiah juga??"
"gak mau ya udah! sini!", seperti biasa Reno ketus dan menarik kembali kotak pemberiannya.
"eh.. jangan! sini ah! ini kan udah buat gue, lo gak bisa lagi ngambil!", aku kembali menarik kotak itu.
"tadi gak mau! sekarang mau! dasar gak konsisten!"
"enak aja ,! cepetan buka kado dari gue!"
Reno kemudian membuka kado dariku, ia langsung mengambil dan mencobanya. tapi,
"aaarhhhhhh!! ini sih ngeledek namanya!", katanya jengkel padaku. "masa gambarnya kayak gini!??!", protes Reno sambil menunjuk gambar SUPERMAN yang besar di sweaternya.
"hahah... gue khusus nyablonin itu gambar buat lo! jangan gak ngehargain gitu donk!" kataku sambil terus menertawakan Reno.
"gak seru banget sih! " Reno kembali jengkel padaku. "sekarang buka kadonya dari gue!"
"iya, iya.. tapi gambar itu ada artinya loh",
"udah, buka aja dulu.  nanti baru gue dengerin omongan lo yang gak mutu tentang arti gambar ini!", Reno lagi-lagi menyuruhku membuka kadonya.
perlahan aku membuka kado itu, hanya selembar kertas yang digulung.
"BACA!!". teriak Reno ditelingaku.
"gak usah teriak bisa kali Ren!!", kataku yang kini kesal dengannya. aku membuka gulungan kertas itu dan membacanya.


Gue suka sama lo


aku menoleh ke arah Reno. Reno sekarang terdiam tidak seperti biasanya yang sangat bawel. 
"gimana vey? mau jadian sama gue?", tanya Reno.
"sorry ren... ", belum sempat aku melanjutkan kalimatku Reno langsung menyambar,
"eh! gue cuma boongan kali! hahaha...  ketipu lo", kata Reno sambil terus tertawa.
"padahal gue kira lo beneran...", kataku tanpa sadar. aku buru-buru menutup mulutku.
"kalo beneran gimana??", tanyanya.
"ehm, arti gambar di sweater lo itu....", lagi-lagi belum sempat aku menyelesaikan kalimatku, Reno embali memotong.
"gue gak nanya yang itu! jawab pertanyaan gue.... ", ia kembali memasang wajah cemberutnya.
"ih! kalo orang ngomong dengerin dulu sampe selesai donk!", karena kesal aku pukul saja kepalanya.
"arti gambarnya, gue mau lo kayak superman itu, yang bisa jagain gue"
"intinya lo mau jadi cewe gue??", tanya Reno tidak sabaran.
karena kesal aku berjalan keluar, tapi Reno menarik tanganku.
"iya maaf... gue dengerin deh.. ", katanya merasa bersalah.
"ini nih, sifat jelek lo..."
kemudian kami berdua diam, aku melirik Reno yang merunduk. 
"tapi, gue mau kok jadian sama lo", kataku sambil tersenyum.
"bilang dari tadi kek! susah amat!" , Reno langsung memukul kepalaku menyembunyikan rasa senangnya. tapi tidak dengan keras. 
tiba-tiba mama dan Starly masuk .
"wah.. apa sih ribut-ribut??", mama melihat kami dengan tatapan meledek.
"iya nih, aku sama tante lagi asyik ngegosip malah ada suara berisik"
tanpa sadar tanganku yang dari tadi ditarik oleh Reno belum lepas. mereka melihat dan kemudian tertawa. aku buru-buru melepas tanganku, tapi Reno tetap menggenggamnya.
"oh... jadi ada yang jadian... makanya.. kalo punya rasa jujur aja. . " Starly lagi-lagi meledek kami.
"udah kok, kita udah jadian", jawab Reno to the point. 
akhirnya aku menjadi pacar Reno walaupun selalu bertengkar dengannya.

^The End^





~do not impose people's feelings~


akhirnya selesai juga..  ^^

 

Jumat, 15 April 2011

honest to feelings (part 1)



~try to honest to your feelings~



aku pulang dengan tergesa-gesa meninggalkan kedua temanku yang terheran melihat kelakuanku yang tidak biasanya itu.
"sorry all, gue musti ke rumah sakit! bye!", kedua temanku aurora dan starly hanya melambaikan tangannya padaku.
aku kemudian menaiki angkutan umum yang akan menuju ke rumah sakit. sesampainya disana aku menyetop angkot itu dan masuk ke dalam rumah sakit, sebelumnya, tentu saja aku sudah membawa beberapa buah yang aku bawa dari rumah. aku-pun berjalan menuju sebuah ruang bertuliskan 109 dipintunya. perlahan aku membuka pintu itu, dan masuk dengan pelan karena pasien sedang tidur diatas kasur tersebut, kemudian aku-pun duduk di kursi yang berada di samping tempat tidur itu. beberapa lama kemudian, Reno membuka matanya dan memalingkan wajahnya sesaat setelah ia melihatku.
"ngapain lo ke sini?", tanya Reno acuh tak acuh
aku hanya diam dan kemudian tersenyum. aku sudah terlalu terbiasa dengan sikapnya yang cuek seperti itu padaku. 
"gue bawain buah ni buat lo", kataku tanpa memedulikan perkataannya.
Reno tetap diam dan tak mau menoleh padaku. 
"hey... ", ku tarik saja lengan bajunya agar ia mau berbalik melihatku. ia kemudian berbalik sambil menutup sebagian wajahnya tanpa menyentuh wajahnya.
"udah, ngapain juga sih ditutupin?" tanyaku. Reno kemudian perlahan menurunkan tangannya. terlihat jelas setengah wajahnya yang terluka akibat kecelakaan kemarin. 
"mau ngeledek gue? cepet! ledek aja gue sepuas lo, dasar buntut kuda!" , Reno masih sempat-sempatnya meledekku seperti biasanya. buntut kuda yang ia maksud adalah rambutku yang selalu ku ikat satu.
"emangnya gue elo? lo emang paling demen kalo ngatain gue kan?" jawabku seenaknya. Reno hanya tersenyum sesaat. kemudian ia terlihat seperti baru saja mengingat sesuatu.
"vey, lo tau gue disini dari nyokap?"
"iya, dia prihatin banget sama lo, katanya sorry banget gak bisa nengokin lo" 
Reno terdiam lagi setelah ia mendengar perkataanku. Ibunya Reno memang jarang pulang ke rumahnya, ia bekerja di Jerman sejak kantornya membuka cabang baru disana. tetapi bagi Reno, Ibunya tidak pernah mempedulikannya. Ibunya bekerja di Jerman sejak ia masih 5 tahun dan ia ditinggalkan hanya dengan seorang pembantu, sedangkan ayahnya meninggalkannya sejak ia berusia 3 tahun. aku mengenal Reno saat ia berumur 6 tahun, saat itu aku masih berumur 5 tahun. aku dan ibuku yang baru pindah di sebelah rumah Reno sering melihat Reno yang sering di pukul oleh pengasuhnya, karena merasa kasihan padanya ibuku sering mengajaknya main ke rumah. walaupun Reno tidak banyak berbicara, ibuku tetap saja mengajaknya berkomunikasi dan menyuruhku untuk menemaninya bermain. karena aku juga anak baru di komplek tersebut, aku setuju saja dan selalu mengajaknya bermain, walau terkadang ia mengacuhkanku. beberapa lama setelahnya, Ibu Reno kembali ke Indonesia, setelah ibuku memberitahu pada Ibu Reno tentang pembantunya yang suka memukul Reno. akhirnya Ibu Reno memecat pembantunya dan meminta tolong Ibuku mengasuhnya. sampai kami berumur 16 tahun seperti sekarang ini, kami masih sangat dekat walaupun rumahku sudah pindah sejak 3 tahun yang lalu. kebetulan sekolah kami sama ketika aku pindah rumah, sehingga aku tidak lost contact dengannya. hanya saja pada SMA sekarang sekolahku terpisah lagi dengannya. 

tiba-tiba suara Reno menyadarkanku dari ingatan tentang masa lalu
"vey, kok nyokap gue tau?", aku yang masih setengah sadar itu malah bertanya padanya.
"hah?nyokap lo tau lo apa?"
"aduh.. punya temen cewe kok begini amat sih!", katanya jengkel. "nyokap gimana tau gue kecelakaan bodoh??"
"oh.. itu, katanya nyokap lo ditelpon dari pihak rumah sakit. dia liat ada contact person nyokap lo, jadi mereka telpon aja, karena nyokap lo gak bisa dateng , gue deh yang diutus! heheehe", kataku kemudian sambil nyengir

sesaat setelah itu, ibuku menelepon. aku-pun keluar ruangan itu kemudian mengangkat teleponnya.
"halo ma, kenapa?"
"vey, Ricky nyariin kamu, dia udah nunggu 1 jam lho.. aturan sih dia suruh mama jangan telepon kamu, cuma mama kasian sama Ricky, cepet pulang yah"
"ow.. oke deh ma", jawabku tak niat. sebenarnya Ricky adalah pacarku. aku sudah jadian selama 2 bulan, kemudian tiba-tiba aku ingat. Oh iya! hari ini pas banget genap 2 bulan! aduh, lupa! dengan cepat aku masuk ke ruang Reno dirawat dan pamit untuk pulang.

sesampainya dirumah Ibuku langsung mendekat ke arahku.
"beruntung yah kamu punya Ricky, dia orangnya sopan banget", mama hanya menyampaikan hal itu kemudian masuk ke kamarnya seolah membiarkan aku hanya bersdua dengan Ricky. Ricky kemudian mendekatiku, dia menarik tanganku dan mengajakku keluar.
aku berfikir sesuatu yang agak aneh pada ricky, ia agak menarikku secara paksa. atau mungkin aku saja yang terlalu mencurigainya, aku buang jauh-jauh pikiranku.

ia menyuruhku masuk secara paksa, aku menolak karena merasa aneh dengan kelakuannya, ketika itu aku dipukul olehnya. aku tidak bisa berbuat apa-apa selain duduk didalam mobilnya. aku terus menyebut nama Reno, dan saat aku memanggilnya untuk kedua kali, ternyata ada seseorang yang sedang menghajar Ricky , ternyata itu Reno.

setelah Ricky pingsan dihajar Reno, aku bertanya padanya
"Reno?? kok lo bisa ke sini?? lo masih musti dirawat!", Reno yang masih menggunakan baju pasien itu hanya senyum dan berkata "insting sohib..hehe"
"bisa aja lo... "
"tapi, sebenarnya sih gue emang nguping telepon dari nyokap lo tadi vey,.. bener kan kata gue? Ricky tuh emang gak bener.. berapa kali gue udah peringatin ke lo?", sahut Reno bangga karena apa yang ia bicarakan selama ini benar adanya.
"iya..iya. .emang gue yang kurang selektif milih orang..  eh iya! cepetan balik ke rumah sakit!", aku menarik tangan Reno untuk memaksanya masuk ke mobil dan mengantarkannya ke rumah sakit.


sesampainya di rumah sakit , suster yang melihar Reno refleks membantu Reno kembali ke ruangannya. "aduh... kalo sampe ketahuan dokter kamu keluar pasti saya bisa di kasi sanksi nih.. " katasuster yang sedang memasangkan infus pada Reno.
"hati-hati aja sus, nih anak emang demen kabur-kabur gitu.. kalo perlu dirantai aja tangannya biar gak bisa kemana-mana.. .", kataku meledek Reno.
 Reno-pun hanya melotot padaku, dan aku nyengir" saja...

beberapa bulan kemudian Reno keluar dari rumah sakit dan sekolaah seperti biasa...
pagi itu, Reno datang menjemputku dengan motornya, aku yang sedang menyantap sarapan pagi langsung saja keheranan melihatnya datang ke rumah. sekolah gak sama, ngapain juga tuh anak jemput gue?? . mamaku yang sedang menyiram tanaman membuka pintu kemudian mempersilahkannya masuk. Reno masuk dan langsung mengambil potongan rotiku tanpa sadar roti itu bekas gigitanku.
"nyam.. nyam.. enak ..", katanya bangga merebut sarapanku.
aku hanya tertawa sampai Reno memandangku aneh dan seakan bertanya. ada apa?
"woi.... itu bekas gigitan gue! hahahaha...dodol banget sih! hahaha... ", kataku padanya, seketika itu Reno menganga dan mengelap mulutnya .. "huwek! huwek! aduh.. lo bukannya bilang dari tadi! gue kan gak tau. .malah nyengir aja lagi! nih makanan udah diperut gue.. ", ucap Reno sambil memasang muka melas.
"siapa suruh gak tanya dulu? lagian maen nyantol aja sih! weee" , ledekku sambil menjulurkan lidah.
"udah-udah jangan dibahas, eneg gue ngingetnya, huwe... ", balas Reno sambil terus mengusap-usap perutnya.
"haha.. kocak gue liatnya.. btw, ngapain ke rumah gue? lo gak sekolah?"
"sekolah kok.. justru gue mau cari sarapan dari sini, tapi yah malah kedapetan bekas lo... "
"salah lo sih.. hehe"
"oh iya vey, bareng aja sama gue ke sekolahnya?", ajak Reno tidak biasanya.
"lo? lo Reno? yakin ni? apa barusan udah evolusi gara-gara makan roti bekas gue? gak biasanya lo kayak gini.. sok nawarin bareng segala.. "
"ya elah vey, gak mau? ya udah.. " , Reno baru saja akan beranjak pergi kemudian aku menariknya.
"eh.... tunggu ! tunggu! gue ikut!" , aku-pun berlari mengejarnya.
"ma.. aku pergi dulu yah.. "pamitku pada mama.
"oke.. hati-hati ya.. Reno, tolong jagain malaikat tante yah.. "
"tenang tante.. beres sama Reno... ", Reno dan aku kemudian naik ke motor dan menuju sekolahku.

sesampainya di sekolahku.
"thank's yah Ren.. sering-sering gini donk.. kan gue jadi enak gak usah naek angkot.. hehe", ucapanku terhenti saat Reno tiba-tiba mengusap kepalaku.
Reno kemudian tiba-tiba sadar dan menjauhkan tangannya dari kepalaku.
"ya udah, gue berangkat ke sekolah gue ya, bye..."
"bye ...", aku berjalan memasuki sekolaah dengan perasaan senang. aku tidak mengerti mengapa begitu senang, mungkin karena aku tidak usah naik angkot berdesak-desakan dengan yang lain.
saat aku berjalan masuk , tiba-tiba ada yang menarikku.
"Lepasss!! ", mulutku kemudian ditutup dan aku merasa sekelilingku hitam. aku-pun pingsan.

saat aku bangun, aku sudah diikat disebuah kursi dalam ruangan yang sempit dan banyak sekali barang yang tidak terpakai.


~do not impose people's feelings~
continue....... gimana kelanjutannya?? ditunggu yah... saya sangat senang kalau pada suka ceritanya.. oh iya.. senin udah UN ni... tolong dibantu doa-nya... hehe... see ya...

Kamis, 07 April 2011

feel lost .. (my ET)


For my English Teacher^^


This Entry is special for my teacher… hehee… ^^
But, everyone allows read this…

My English teacher is resign from school today, I can’t meet him again…>.<
But, someday.. I hope we will meet again^^
He is extra-ordinary teacher.. haha( lebay gak ya?? Wkwkwk) yah, because he also “lebay”, so to be his student I try to be “lebay” .. (peace..)
But, he really kind .. wise..cheerful, make us usually smile with his act, understand us and.. hmm, I can’t describe by words..
Pokoke sip lah ! hehee

This is for him
Mr,
B’coz I couldn’t say anything at the school.. ( if I say something, maybe I'll cry for long time n' need a big bucket for my tears)  nyeh.. nyeh..
err… okay, although u aren’t “teacher” again, but u always in our(me and Senior High School student in Ex-wiz) heart.. cie ilah.. every moment will never forget ! 
udah ah, pake indo aja.. ribet .. hoho
nih, kata-kata yang biasa mr blg…


Yap, setiap pertemuan pasti ada perpisahan.. ya emang begitu sih.. tapi tetep aja kita semua sedih.. huwe2.. 
Tapi sekarang bukan saatnya berleha-leha.. masih harus terus usaha buat mengejar cita-cita! Thank’s buat semua dukungan yang pernah mr kasi buat kita semua…
itu semua sangat berarti... hohoho
kita semua bakal kangen sama mr... 

 Hmm…
Oh ya, Gak jadi ah, tentang “Siapa yang duluan foto didepan menara Eiffel ??”
 . sepertinya bakalan mr nih.. haha
Tapi , Kita saling mendoakan deh..
Terakhir.. buat Mr,
  mr…if I have a mistake..
 we always remember you...

Main handphone, dapat uang!! Ini aplikasi penghasil uang legit!

 Halo semua, kembali lagi dengan saya yang masih setia stay at home selama pandemi, kecuali ke rumah mama atau sekedar belanja kebutuhan pok...