Minggu, 24 April 2011

~honest to feelings~(part 2/end)


~try to honest to your feelings~


aku melihat ke sekelilingku tak percaya. apa gue lagi mimpi nih?? tiba-tiba kudengar suara orang yang sedang mengobrol semakin mendekat. aku diam untuk mendengar suara tersebut lebih jelas. tiba-tiba sekelompok orang masuk ke ruanganku. aku memperhatikan mereka masuk dan berjalan mendekatiku. salah satu dari mereka mengajakku berbicara.
"woi! "
aku mendongakkan kepalaku tanpa menjawabnya.
"eh ! gue ngajak lo ngomong! jawab donk! lo gak bisu kan?!" , orang tersebut sepertinya marah karena aku tak mengacuhkannya.
"siapa yang udah nyuruh kalian ngelakuin ini semua ?" , tanyaku tanpa memperdulikan wajah mereka yang garang.
"berani banget lo tanya2! kita gak nyuruh lo banyak tanya!" , teriak yang lainnya.
"woi, dia cewe gue! minggir lo semua!", tiba-tiba suara itu terdengar dan Ricky muncul dari balik pintu. aku kaget melihat ini semua. apa maksud Ricky?? kenapa dia berbuat seperti ini??" Ricky datang mendekat dan menyuruh anak buahnya pergi dari ruangan tersebut. kini tinggal aku dan Ricky didalam. Ricky hanya diam dan duduk disampingku. aku semakin tidak mengerti apa maksudnya melakukan ini semua.
"vey", tiba-tiba Ricky membuka pembicaraan.
"apa?? apa maksud semua ini ky??", tanyaku sedikit berteriak.
"sorry vey, kalo gue gak lakuin ini semua. lo pasti gak mau deket lagi kan sama gue?? gue terlalu suka sama lo vey, gue gak mau lo deket sama yang lain! " katanya lebih seperti memerintah daripada ungkapan perasaan.
"tapi ky,  lo gak harus kayak gini kan! lepasin gue sekarang!", kataku tanpa memperdulikan lagi apapun yang ia katakan. aku sudah terlalu jengkel dengan sikapnya yang terlalu pemaksa.
"GAK! gue gk akan ngelepasin lo! lo harus terus sama gue vey!", ricky menggenggam kasar bahuku.
"RICKY!! LEPASIN GUE!!! lo nyakitin gue kalo gini caranya!"
"vey,... gue cuma mau bisa deket sama lo.. kalo gue lepasin lo, janji ya gak deket lagi sama cowo yang namanya Reno itu??", mata Ricky memancarkan kebenaran tentang apa yang ia ungkapkan.
"tapi, kalo lo emang suka sama gue. lo gak bakal ngelakuin ini semua". Ricky hanya terdiam mendengar ucapanku. mau sampai kapan aku disini?? pikirku. Ricky kemudian berdiri dan pergi meninggalkanku. aku terdiam dan tak lama handphoneku berbunyi. sayangnya aku tidak dapat menggapainya karena tanganku terikat walaupun sudah kucoba untuk menarik talinya secara paksa.

sudah berhari-hari Ricky tak masuk ke ruanganku. anak buahnya-pun hanya masuk dan mengantarkan makanan. tetap saja aku tidak mau makan karena tidak nafsu makan. handphoneku-pun sudah tidak berbunyi lagi, aku rasa baterai hp-ku sudah low. aku semakin bingung dengan keadaan ini, tiba-tba Ricky masuk. ia membuka tali yang selama ini diikatkannya padaku, aku semakin tak mengerti apa maksudnya. aku menerka apa yang ia lakukan saat ia kemudian menyuruhku berjalan keluar dan masuk ke mobilnya. aku yakin dia akan membawaku ke tempat lainnya. tapi kali ini sedikit aneh karena kali ini aku tidak merasakan adanya paksaan dari Ricky. aku hanya sibuk berpikir sepanjang perjalanan sementara Ricky terlihat berkonsentrasi mengendarai mobil dan memperhatikan jalan.

aku melihat ke sekeliling jalan ketika kudapati jalan tersebut adalah jalan menuju rumahku. aku tak ingin terlalu senang karena takut aku hanya terlalu berpikiran positif tentang cowo disampingku ini. tapi benar saja, ia menyetop mobilnya tepat didepan rumahku.
"sudah sampai, sorry vey. gue sadar gue terlalu maksain lo buat terus deket sama gue. gue orang terbodoh sampai-sampai ngelakuin ini semua ke orang yang gue sayang, gue terlalu terobsesi dan pengen milikin lo seutuhnya", kata Ricky tanpa menoleh padaku.
"ky??." kataku tetap dengan pikiran yang penuh tanya.
"stop vey," Ricky menyuruhku diam. "lo bisa anggep hubungan kita berakhir disini. sekali lagi, maaf atas kelakuan gue,"
"iya, gue maafin lo ky" kataku sambil tersenyum.
Ricky diam sesaat kemudian turun dari mobil, kemudian aku lihat ibu, Reno , starly dan Aurora berlari keluar melihat kedatangan Ricky. Reno langsung menghantamnya ketika ia melihat aku ikut turun dari mobil Ricky.
"ternyata lo yang udah bawa Vey selama ini! dasar pecundang!" BRUKK! Ricky yang jatuh karena pukulan Reno hanya merintih kesakitan tanpa membalas. ketika Reno sekali lagi ingin menghantam Ricky, aku berlari ke arah mereka dan menghalangi Reno memukul Ricky.
"Ren, udah jangan pukul dia lagi!"
"hah ? lo belain dia vey? gue gak salah liat kan??"tanya Reno tak percaya dengan kelakuanku.
"Ren, percuma lo hajar dia.", kataku tanpa bermaksud melindungi Ricky.
Reno membatalkan keinginannya. aku membantu Ricky bangun. mama, Starly dan Aurora kemudian mendekat ke arah kami. "Ricky, tante kecewa sama kamu"
"maaf tante , bukan maksud aku kayak gitu, aku cuma gak bisa ngeliat vey sama cowo lain tante"
"tapi gak kayak gitu ky , kamu nyakitin anak tante."
"aku bener-bener minta maaf tante", kata Ricky yang terlihat tulus dengan ucapannya,
"tante maafin, tapi kamu janji gak akan menemui anak saya lagi! sekarang pulang dan jangan datang lagi ke sini"
"baik tante" , Ricky berjalan ke mobilnya dan pergi meninggalkan kami.

"lo gak apa-apa kan vey?? " tanya Starly padaku.
"iya star , gak apa gue. sorry yah udah buat kalian khawatir sama gue"
"apaan sih vey! that's friends are for! hehe" , kata Aurora.
"sorry ya, gue sih gak khawatirin lo vey!" , Reno lagi-lagi ketus berbicara padaku.
"oh... gak khawatir tuh kayak gitu ya?? " , ledek Aurora.
"maksud lo apa ra?" , tanyaku bingung.
"itu loh.. ada yang sampe gak bisa tidur... "ucap Starly sambil menengok ke arah Reno.
Reno pura-pura tidak mendengar dan menikmati alunan lagu dari headshetnya.
aku tetap menganggap mereka bercanda, tapi ibuku ketika itu datang membawa minuman. aku dan lainnya langsung menyeruputnya,  kemudian ibuku mengatakan sesuatu.
"vey,tau gak? Reno itu mikirin kamu sampai gak tidur loh.. telepon juga ga diangkat.. dia khawatir banget sama kamu"
"hmphh! uhuk.. uhuk... "Reno seketika itu langsung tersedak minum.
"tuh kan, orang salting tuh keliatan vey... " ejek Aurora lagi.
"enak aja!", balas Reno ketus.
"udah lah Ren , kalo suka bilang aja napa.. gak usah jaim gitu! " ledek Starly.
"gue gak suka!!", teriak Reno.
tidak tahu kenapa aku tersipu mendengar perkataan mereka dan melihat kelakuan Reno.
"duh.. duh.. ada yang mukanya merah!", aku secepat mungkin menunduk tapi Starly dengan cepat mendongakkan wajahku agar yang lain melihatnya.
"enggak, aku gak merah mukanya!", kataku berbohong karena jelas-jelas mukaku merah.
"udah-udah.. jangan teriak-teriakan dirumah..", mama kemudian menengahi kami.

hari ini, hari ulang tahun Reno. aku telah memilihkan sebuah kado yang kurasa cocok untuknya. sweater putih untuknya. acara ulang tahunnya hanya ada aku, mama, Starly dan Reno. Aurora tidak bisa datang karena ada urusan dengan orangtua-nya. setelah makan-makan selesai , Starly bersama mama malah meninggalkan aku dan Reno di Ruang TV sementara mereka berbincang diluar layaknya wanita yang memiliki umur yang sama. aku memberikan kado itu padanya.
"nih, buat lo" kataku sambil memberikan kado untuknya.
"nih juga buat lo", kata Reno sambil memberikan sebuah kotak padaku.
"haaah? yg ultah kan lo, kenapa gue dapet hadiah juga??"
"gak mau ya udah! sini!", seperti biasa Reno ketus dan menarik kembali kotak pemberiannya.
"eh.. jangan! sini ah! ini kan udah buat gue, lo gak bisa lagi ngambil!", aku kembali menarik kotak itu.
"tadi gak mau! sekarang mau! dasar gak konsisten!"
"enak aja ,! cepetan buka kado dari gue!"
Reno kemudian membuka kado dariku, ia langsung mengambil dan mencobanya. tapi,
"aaarhhhhhh!! ini sih ngeledek namanya!", katanya jengkel padaku. "masa gambarnya kayak gini!??!", protes Reno sambil menunjuk gambar SUPERMAN yang besar di sweaternya.
"hahah... gue khusus nyablonin itu gambar buat lo! jangan gak ngehargain gitu donk!" kataku sambil terus menertawakan Reno.
"gak seru banget sih! " Reno kembali jengkel padaku. "sekarang buka kadonya dari gue!"
"iya, iya.. tapi gambar itu ada artinya loh",
"udah, buka aja dulu.  nanti baru gue dengerin omongan lo yang gak mutu tentang arti gambar ini!", Reno lagi-lagi menyuruhku membuka kadonya.
perlahan aku membuka kado itu, hanya selembar kertas yang digulung.
"BACA!!". teriak Reno ditelingaku.
"gak usah teriak bisa kali Ren!!", kataku yang kini kesal dengannya. aku membuka gulungan kertas itu dan membacanya.


Gue suka sama lo


aku menoleh ke arah Reno. Reno sekarang terdiam tidak seperti biasanya yang sangat bawel. 
"gimana vey? mau jadian sama gue?", tanya Reno.
"sorry ren... ", belum sempat aku melanjutkan kalimatku Reno langsung menyambar,
"eh! gue cuma boongan kali! hahaha...  ketipu lo", kata Reno sambil terus tertawa.
"padahal gue kira lo beneran...", kataku tanpa sadar. aku buru-buru menutup mulutku.
"kalo beneran gimana??", tanyanya.
"ehm, arti gambar di sweater lo itu....", lagi-lagi belum sempat aku menyelesaikan kalimatku, Reno embali memotong.
"gue gak nanya yang itu! jawab pertanyaan gue.... ", ia kembali memasang wajah cemberutnya.
"ih! kalo orang ngomong dengerin dulu sampe selesai donk!", karena kesal aku pukul saja kepalanya.
"arti gambarnya, gue mau lo kayak superman itu, yang bisa jagain gue"
"intinya lo mau jadi cewe gue??", tanya Reno tidak sabaran.
karena kesal aku berjalan keluar, tapi Reno menarik tanganku.
"iya maaf... gue dengerin deh.. ", katanya merasa bersalah.
"ini nih, sifat jelek lo..."
kemudian kami berdua diam, aku melirik Reno yang merunduk. 
"tapi, gue mau kok jadian sama lo", kataku sambil tersenyum.
"bilang dari tadi kek! susah amat!" , Reno langsung memukul kepalaku menyembunyikan rasa senangnya. tapi tidak dengan keras. 
tiba-tiba mama dan Starly masuk .
"wah.. apa sih ribut-ribut??", mama melihat kami dengan tatapan meledek.
"iya nih, aku sama tante lagi asyik ngegosip malah ada suara berisik"
tanpa sadar tanganku yang dari tadi ditarik oleh Reno belum lepas. mereka melihat dan kemudian tertawa. aku buru-buru melepas tanganku, tapi Reno tetap menggenggamnya.
"oh... jadi ada yang jadian... makanya.. kalo punya rasa jujur aja. . " Starly lagi-lagi meledek kami.
"udah kok, kita udah jadian", jawab Reno to the point. 
akhirnya aku menjadi pacar Reno walaupun selalu bertengkar dengannya.

^The End^





~do not impose people's feelings~


akhirnya selesai juga..  ^^

 

2 komentar:

Yudha Andriyanto mengatakan...

boleh saran ya, itu fontnya diganti warnanya donk. sulit bacanya :) jadi pusing. hehe

Aay mengatakan...

ow.. hehe.. tapi warna apa y? coz kayaknya yg lain jg kurang kbaca.. thx sarannya.. :)

Main handphone, dapat uang!! Ini aplikasi penghasil uang legit!

 Halo semua, kembali lagi dengan saya yang masih setia stay at home selama pandemi, kecuali ke rumah mama atau sekedar belanja kebutuhan pok...