Jumat, 15 April 2011

honest to feelings (part 1)



~try to honest to your feelings~



aku pulang dengan tergesa-gesa meninggalkan kedua temanku yang terheran melihat kelakuanku yang tidak biasanya itu.
"sorry all, gue musti ke rumah sakit! bye!", kedua temanku aurora dan starly hanya melambaikan tangannya padaku.
aku kemudian menaiki angkutan umum yang akan menuju ke rumah sakit. sesampainya disana aku menyetop angkot itu dan masuk ke dalam rumah sakit, sebelumnya, tentu saja aku sudah membawa beberapa buah yang aku bawa dari rumah. aku-pun berjalan menuju sebuah ruang bertuliskan 109 dipintunya. perlahan aku membuka pintu itu, dan masuk dengan pelan karena pasien sedang tidur diatas kasur tersebut, kemudian aku-pun duduk di kursi yang berada di samping tempat tidur itu. beberapa lama kemudian, Reno membuka matanya dan memalingkan wajahnya sesaat setelah ia melihatku.
"ngapain lo ke sini?", tanya Reno acuh tak acuh
aku hanya diam dan kemudian tersenyum. aku sudah terlalu terbiasa dengan sikapnya yang cuek seperti itu padaku. 
"gue bawain buah ni buat lo", kataku tanpa memedulikan perkataannya.
Reno tetap diam dan tak mau menoleh padaku. 
"hey... ", ku tarik saja lengan bajunya agar ia mau berbalik melihatku. ia kemudian berbalik sambil menutup sebagian wajahnya tanpa menyentuh wajahnya.
"udah, ngapain juga sih ditutupin?" tanyaku. Reno kemudian perlahan menurunkan tangannya. terlihat jelas setengah wajahnya yang terluka akibat kecelakaan kemarin. 
"mau ngeledek gue? cepet! ledek aja gue sepuas lo, dasar buntut kuda!" , Reno masih sempat-sempatnya meledekku seperti biasanya. buntut kuda yang ia maksud adalah rambutku yang selalu ku ikat satu.
"emangnya gue elo? lo emang paling demen kalo ngatain gue kan?" jawabku seenaknya. Reno hanya tersenyum sesaat. kemudian ia terlihat seperti baru saja mengingat sesuatu.
"vey, lo tau gue disini dari nyokap?"
"iya, dia prihatin banget sama lo, katanya sorry banget gak bisa nengokin lo" 
Reno terdiam lagi setelah ia mendengar perkataanku. Ibunya Reno memang jarang pulang ke rumahnya, ia bekerja di Jerman sejak kantornya membuka cabang baru disana. tetapi bagi Reno, Ibunya tidak pernah mempedulikannya. Ibunya bekerja di Jerman sejak ia masih 5 tahun dan ia ditinggalkan hanya dengan seorang pembantu, sedangkan ayahnya meninggalkannya sejak ia berusia 3 tahun. aku mengenal Reno saat ia berumur 6 tahun, saat itu aku masih berumur 5 tahun. aku dan ibuku yang baru pindah di sebelah rumah Reno sering melihat Reno yang sering di pukul oleh pengasuhnya, karena merasa kasihan padanya ibuku sering mengajaknya main ke rumah. walaupun Reno tidak banyak berbicara, ibuku tetap saja mengajaknya berkomunikasi dan menyuruhku untuk menemaninya bermain. karena aku juga anak baru di komplek tersebut, aku setuju saja dan selalu mengajaknya bermain, walau terkadang ia mengacuhkanku. beberapa lama setelahnya, Ibu Reno kembali ke Indonesia, setelah ibuku memberitahu pada Ibu Reno tentang pembantunya yang suka memukul Reno. akhirnya Ibu Reno memecat pembantunya dan meminta tolong Ibuku mengasuhnya. sampai kami berumur 16 tahun seperti sekarang ini, kami masih sangat dekat walaupun rumahku sudah pindah sejak 3 tahun yang lalu. kebetulan sekolah kami sama ketika aku pindah rumah, sehingga aku tidak lost contact dengannya. hanya saja pada SMA sekarang sekolahku terpisah lagi dengannya. 

tiba-tiba suara Reno menyadarkanku dari ingatan tentang masa lalu
"vey, kok nyokap gue tau?", aku yang masih setengah sadar itu malah bertanya padanya.
"hah?nyokap lo tau lo apa?"
"aduh.. punya temen cewe kok begini amat sih!", katanya jengkel. "nyokap gimana tau gue kecelakaan bodoh??"
"oh.. itu, katanya nyokap lo ditelpon dari pihak rumah sakit. dia liat ada contact person nyokap lo, jadi mereka telpon aja, karena nyokap lo gak bisa dateng , gue deh yang diutus! heheehe", kataku kemudian sambil nyengir

sesaat setelah itu, ibuku menelepon. aku-pun keluar ruangan itu kemudian mengangkat teleponnya.
"halo ma, kenapa?"
"vey, Ricky nyariin kamu, dia udah nunggu 1 jam lho.. aturan sih dia suruh mama jangan telepon kamu, cuma mama kasian sama Ricky, cepet pulang yah"
"ow.. oke deh ma", jawabku tak niat. sebenarnya Ricky adalah pacarku. aku sudah jadian selama 2 bulan, kemudian tiba-tiba aku ingat. Oh iya! hari ini pas banget genap 2 bulan! aduh, lupa! dengan cepat aku masuk ke ruang Reno dirawat dan pamit untuk pulang.

sesampainya dirumah Ibuku langsung mendekat ke arahku.
"beruntung yah kamu punya Ricky, dia orangnya sopan banget", mama hanya menyampaikan hal itu kemudian masuk ke kamarnya seolah membiarkan aku hanya bersdua dengan Ricky. Ricky kemudian mendekatiku, dia menarik tanganku dan mengajakku keluar.
aku berfikir sesuatu yang agak aneh pada ricky, ia agak menarikku secara paksa. atau mungkin aku saja yang terlalu mencurigainya, aku buang jauh-jauh pikiranku.

ia menyuruhku masuk secara paksa, aku menolak karena merasa aneh dengan kelakuannya, ketika itu aku dipukul olehnya. aku tidak bisa berbuat apa-apa selain duduk didalam mobilnya. aku terus menyebut nama Reno, dan saat aku memanggilnya untuk kedua kali, ternyata ada seseorang yang sedang menghajar Ricky , ternyata itu Reno.

setelah Ricky pingsan dihajar Reno, aku bertanya padanya
"Reno?? kok lo bisa ke sini?? lo masih musti dirawat!", Reno yang masih menggunakan baju pasien itu hanya senyum dan berkata "insting sohib..hehe"
"bisa aja lo... "
"tapi, sebenarnya sih gue emang nguping telepon dari nyokap lo tadi vey,.. bener kan kata gue? Ricky tuh emang gak bener.. berapa kali gue udah peringatin ke lo?", sahut Reno bangga karena apa yang ia bicarakan selama ini benar adanya.
"iya..iya. .emang gue yang kurang selektif milih orang..  eh iya! cepetan balik ke rumah sakit!", aku menarik tangan Reno untuk memaksanya masuk ke mobil dan mengantarkannya ke rumah sakit.


sesampainya di rumah sakit , suster yang melihar Reno refleks membantu Reno kembali ke ruangannya. "aduh... kalo sampe ketahuan dokter kamu keluar pasti saya bisa di kasi sanksi nih.. " katasuster yang sedang memasangkan infus pada Reno.
"hati-hati aja sus, nih anak emang demen kabur-kabur gitu.. kalo perlu dirantai aja tangannya biar gak bisa kemana-mana.. .", kataku meledek Reno.
 Reno-pun hanya melotot padaku, dan aku nyengir" saja...

beberapa bulan kemudian Reno keluar dari rumah sakit dan sekolaah seperti biasa...
pagi itu, Reno datang menjemputku dengan motornya, aku yang sedang menyantap sarapan pagi langsung saja keheranan melihatnya datang ke rumah. sekolah gak sama, ngapain juga tuh anak jemput gue?? . mamaku yang sedang menyiram tanaman membuka pintu kemudian mempersilahkannya masuk. Reno masuk dan langsung mengambil potongan rotiku tanpa sadar roti itu bekas gigitanku.
"nyam.. nyam.. enak ..", katanya bangga merebut sarapanku.
aku hanya tertawa sampai Reno memandangku aneh dan seakan bertanya. ada apa?
"woi.... itu bekas gigitan gue! hahahaha...dodol banget sih! hahaha... ", kataku padanya, seketika itu Reno menganga dan mengelap mulutnya .. "huwek! huwek! aduh.. lo bukannya bilang dari tadi! gue kan gak tau. .malah nyengir aja lagi! nih makanan udah diperut gue.. ", ucap Reno sambil memasang muka melas.
"siapa suruh gak tanya dulu? lagian maen nyantol aja sih! weee" , ledekku sambil menjulurkan lidah.
"udah-udah jangan dibahas, eneg gue ngingetnya, huwe... ", balas Reno sambil terus mengusap-usap perutnya.
"haha.. kocak gue liatnya.. btw, ngapain ke rumah gue? lo gak sekolah?"
"sekolah kok.. justru gue mau cari sarapan dari sini, tapi yah malah kedapetan bekas lo... "
"salah lo sih.. hehe"
"oh iya vey, bareng aja sama gue ke sekolahnya?", ajak Reno tidak biasanya.
"lo? lo Reno? yakin ni? apa barusan udah evolusi gara-gara makan roti bekas gue? gak biasanya lo kayak gini.. sok nawarin bareng segala.. "
"ya elah vey, gak mau? ya udah.. " , Reno baru saja akan beranjak pergi kemudian aku menariknya.
"eh.... tunggu ! tunggu! gue ikut!" , aku-pun berlari mengejarnya.
"ma.. aku pergi dulu yah.. "pamitku pada mama.
"oke.. hati-hati ya.. Reno, tolong jagain malaikat tante yah.. "
"tenang tante.. beres sama Reno... ", Reno dan aku kemudian naik ke motor dan menuju sekolahku.

sesampainya di sekolahku.
"thank's yah Ren.. sering-sering gini donk.. kan gue jadi enak gak usah naek angkot.. hehe", ucapanku terhenti saat Reno tiba-tiba mengusap kepalaku.
Reno kemudian tiba-tiba sadar dan menjauhkan tangannya dari kepalaku.
"ya udah, gue berangkat ke sekolah gue ya, bye..."
"bye ...", aku berjalan memasuki sekolaah dengan perasaan senang. aku tidak mengerti mengapa begitu senang, mungkin karena aku tidak usah naik angkot berdesak-desakan dengan yang lain.
saat aku berjalan masuk , tiba-tiba ada yang menarikku.
"Lepasss!! ", mulutku kemudian ditutup dan aku merasa sekelilingku hitam. aku-pun pingsan.

saat aku bangun, aku sudah diikat disebuah kursi dalam ruangan yang sempit dan banyak sekali barang yang tidak terpakai.


~do not impose people's feelings~
continue....... gimana kelanjutannya?? ditunggu yah... saya sangat senang kalau pada suka ceritanya.. oh iya.. senin udah UN ni... tolong dibantu doa-nya... hehe... see ya...

Tidak ada komentar:

Main handphone, dapat uang!! Ini aplikasi penghasil uang legit!

 Halo semua, kembali lagi dengan saya yang masih setia stay at home selama pandemi, kecuali ke rumah mama atau sekedar belanja kebutuhan pok...